Senin, 25 September 2017

Kumpulan puisi bag 3

Kumpulan Puisi minggu ini.

GUSUR

Terpikir dalam kepalanya hendak membalas, meski lukanya belum juga kering.
Dihunus pedang sisi berkarat, tajamnya tak pernah keatas.
Maju langkahnya tetap kedepan, menepis semua halauan, meski tanpa harap menang.
Penguasa tak pernah bersenjata, Telunjuknya yang bertuah.
Gusur..berangus..gulung atau lenyapkan..kata yang paling ditakuti.
Dari barisan coklat coklat, abu abu hingga hijau pekat, jadi momok yg menakutkan.
Rakyat hanya lembaran kertas pengisi buku buku. Ditulisi disimpan untuk dibuang..setelah aksaranya tak lg bermakna.
Tak pernah berubah dari zaman ke zaman..
Rakyat hanyalah daun kering dipucuk pucuk tak guna..
Cuma bisa pasrah..lihat mesin mesin bergerak robohkan tembok tembok rapuh tak berdaya.
Derita hanya tinggalkan dendam yg tak pernah terbalas.
****


****
SEBATANG KARA

Bulan cemberut melihat dia masih saja merengut..siang tadi matahari panasnya mengigit punggung perawan itu..
Ayahnya sudah tak ada.. ibunya pergi entah kemana..
Ia tabah memikul langit dengan pijak lemah kakinya..
Alam menangisi kesetiaanya..Sendiri selama ini.

*****
KESEPIAN

Hadirmu disaat aku mulai lelah, lelah dalam hidup, lelah dalam cinta...
Separuh hidupku telah habis untuknya, akankah ku mengulangnya...
Berjalan, berlari atau hanya berdiam diri, semuanya tak ada beda..
Sepi , Sunyi dalam penantian panjang..
Bahagia bagaikan fatamorgana..semakin kucari semakin takku temui, semakin kukejar semakin lenyap tak bertilas..
Aku lelah dalam kesunyian.
****

BENAR SALAH.

Berjalan  ngak siang ngak malam sama saja, tatapan saling curiga, untuk hendak saling menerkam.
Topeng topeng berseliweran di jalan jalan, di Trotoar, di gang gang sempit, di gedung gedung, dikantor kantor, di mol mol, dipasar pasar becek, disekolah sekolah, dilayar kaca, sampai di tempat ibadah..
Kemunafikan menjadi perhiasan berharga, hampir sempurna menutupi keaslian, lebih mahal dari emas dan permata..
Ibu kota memang lebih kejam dari ibu tiri..kata ramah hanyalah slogan katalog murahan, selain dirinya semua dianggap sampah, saling hina saling cerca tak ada yang sempurna, yang kuat selalu kalahkan yg lemah, yg kaya selalu hinakan yg miskin.
Penguasa sudah dianggap Dewa disuka dari para pemujanya. Penguasa dianggap setan dibenci dari para pembencinya.
Tak pernah temui kebenaran, jawara jawara lidah, mengolah kata tuk saling menjatuhkan..
Benar salah hanya ada dikaca cermin dengan pemiliknya.

Tidak ada komentar: